Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup-nya. Orang yang akan meninggal sekalipun merrpunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan itu biasanya sesuai dengan pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapannya terwujud, maka selain berusaha dengan sungguh-sungguh, manusia tak lepas atau fidak boleh bosan berdoa. Hal ini disebabkan karena antara harapan dan kepercayaan itu tidak dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan itu adalah bagian dari hidup manusia. Tiap manusia merrpunyai harapan dan juga pasti mempunyai kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Apa itu harapan?Harapan atau Asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Harapan berasal dari kata harap, artinya supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan karunia Tuhan, yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa. Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri,kepercayaan kepada orang Iain dan kepercayaan kepada Tuhan.Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Tetapi meskipun sudah berusaha keras, kadang-kadang harapan itu belum tebtu terwujud. Selama masih hidup, semua orang selalu ada perasaan berharap. Kadangkala seseorang yang gagal dalam meraih apa yang diharapkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam hidupnya. Ketidakseimbangan ini dapat berwujud dalam berbagai bentuk yang dapat menberikan beban mental pada diri sendiri. Sebabnya kegagalan yang diperolehnya itu dianggap sebagai pengalaman, sehingga dirinya sadar untuk berusaha memperbaiki lebih lanjut. Setiap orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi keinginannya, baik dengan cara yang dbenarkan maupun dengan cara yang dilarang oleh norma-norma agama dan hukum. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang jadi harapannya seperti faktor lingkungan sosial, ekonomi, pendidkan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang rasa percaya diri, dan kurang pendidkan mental.Semua itu dapat berakibat buruk pada diri seseorang.Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, menusia melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi, selain hasil usahanya yang telah dilakukan atau ditunggu hasilnya. Jadi, yang diharapkan itu adalah hasil jerih payahdirinya dan bantuan kekuatan lain.
- Mengapa manusia memiliki harapan?Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap lahir ke dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tak ada satu manusia pun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya: menangis, bergembira, berpikir, bercinta, berjalan, berkata, merrpunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma silat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.Sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmaniah, misalnya makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan dan papan). Sedangkan kebutuhan rohaniah, misalnya kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan, hiburan dan ketenangan. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemanpuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik (jasmaniah) maupun kemampuan berpikirnya. Kalaupun ada orang yang mempunyai kelebihan kemampuan, maka hal tersebut hanya berlaku dalam satu dua bidang tertentu. Tak seorang pun mampu dalam segala hal, terampil dalam segala hal, atau berbakat dalam segala hal. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan, karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Apa perbedaan harapan dan cita-cita?Cita-cita merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan juga di berikan batas waktu. Jadi jika kita bermimpi untuk menjadi seorang yang sukses, dokter, insinyur, arsitek, manager suatu perusahaan, atau mungxin presiden, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh. Semua itu harus di sertai dengan tindakan, bukan hanya berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan target waktu sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut bisa diwujudkan. Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untuk menggantunglan cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersitat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak. Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup.Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan, yaitu keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Referensi :
Mustopo, M. Habib. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional. 1989.
Sulaeman, M. Munandar. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Refika Offset. 1988.
Sulaeman, M. Munandar. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Refika Offset. 1988.
http://gegehare.blogspot.com/2011/04/ilmu-budaya-dasar-bab-9-manusia-dan.html
http://ibdjk.blospot.com/2013/01/makna-harapan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Harapan
http://manisaajy.blogspot.com/2011/05/persamaan-harapan-dan-cita-cita.html
http://skyrider27.blogspot.com/2010/06/manusia-dan-harapan.html