Minggu, 11 Oktober 2015

Peranan bahasa daerah dalam perkembangan bahasa indonesia

Bahasa merupakan salah satu bagian dalam kebudayaan yang ada pada semua masyarakat di dunia. Bahasa terdiri dari bahasa yang lisan dan tulisan. Karena bagian dari budaya dan peranannya terhadap manusia inilah maka bahasa dikembangkan. Pengembangan bahasa berkenaan dengan pemakaian bahasa daerah karena bahasa daerah merupakan lambang identitas suatu daerah, karena dengan bahasa daerah dapat menciptakan kehangatan dan keakraban diantara masyarakat.

Sebagai bahasa resmi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pendidikan serta pengembangan keilmuan, bahasa Indonesia memerlukan pengembangan kata dan istilah. Kekayaan kosakata suatu bahasa mengindikasikan kemajuan peradaban bangsa. Seiring berjalannya waktu, bahasa Indonesia terus menunjukkan perkembangan. Peran bahasa lokal terhadap perkembangan bahasa Indonesia cukup signifikan.

Tercatat sedikitnya ada 442 bahasa yang dimiliki Indonesia yang terungkap dalam Kongres Bahasa ke-9 yang digelar 2008 silam. Pada 2012, penelitian berlanjut dengan mengambil sampel di 70 lokasi di wilayah Maluku dan Papua. Hasil dari penelitian itu, jumlah bahasa dan sub-bahasa di seluruh Indonesia mencapai 546 bahasa. Jumlahnya akan lebih banyak karena penelitian belum selesai. Bahkan jumlahnya akan menembus 600 jenis karena penelitian kembali dilakukan dengan mengambil sampel di 109 wilayah.

Bahasa daerah sangat penting keberadaannya. Banyak kosakata dari bahasa daerah diserap jadi bahasa indonesia sehingga memperkaya bahasa Indonesia. Selain itu, bahasa daerah adalah identias sebuah budaya, terutama budaya lokal. Bahasa daerah harus dilestarikan agar tidak punah ditelan waktu.

Posisi bahasa lokal adalah sebagai penunjang bahasa Indonesia. Sebab mayoritas kosakata bahasa Indonesia adalah serapan dari bahasa-bahasa lain terutama bahasa daerah, sehingga bahasa Indonesia kerap disebut sebagai bahasa persatuan.

Beberapa kelebihan bahasa daerah antara lain, komunikasi antar sesama suku dapat berjalan lebih akrab sehingga rasa persaudaraan akan lebih terjalin, bahasa lokal tidak bersifat kaku karena bukan bahasa resmi. Sedangkan kelemahan bahasa lokal adalah dapat menimbulkan kesalahpahaman jika bahasa lokal dilontarkan secara tidak sengaja di hadapan orang yang tidak mengerti, dan bahasa serapan dari bahasa lokal sulit dipelajari orang asing karena berbeda dialek.

Sumber: